COVERT SELLING Berikut Pengertian dan Contoh Penerapannya Untuk Bisnis
Saat anda mencoba menjual barang, anda tidak bisa terus melulu melakukan Hard Selling alias promosi terang-terangan produk anda.
Ada banyak kasus dimana anda tidak bisa langsung menawarkan jasa atau produk anda di depan orang seperti yang saya jelaskan
Lalu apa yang harus dilakukan?
Pertama, anda harus meningkatkan social proof dan kredibilitas anda terlebih dahulu agar orang lain percaya.
Kebanyakan orang membeli suatu produk karena mereka sudah tahu, suka dan percaya dengan produk mereka. Akan sulit bagi anda untuk menjual produk jika target market tidak tahu siapa anda dan apa kelebihan produk anda. Walaupun mereka tahu pun, pembeli perlu banyak pertimbangan lainnya sebelum memutuskan untuk membeli.
Untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan pelanggan, penggunaan teknik covert selling akan sangat bagus untuk diterapkan . Anda bisa menggunakan teknik ini saat update status via media sosial hingga presentasi/pitching di depan orang lain.
Mari kita bahas lebih dalam mengenai teknik covert selling ini lebih lanjut.
APA ITU COVERT SELLING?
Covert Selling adalah teknik jualan terselubung yang menargetkan agar orang yang mendengar atau membacanya menjadi tertarik untuk membeli tanpa terasa dijuali.
Teknik ini mulai banyak oleh orang yang berjualan di media sosial seperti Facebook dan Instagram karena dianggap menarik dan menyenangkan pembacanya. Cara ini juga bisa digunakan untuk menjual produk kepada cold market hingga hot market sekalipun.
Teknik covert selling bisa jadi cara alternatif untuk menjual produk ke orang-orang yang malas atau benci dijuali terang-terangan di media sosial seperti saya.
Promosi dengan cara hard selling yang langsung mewarkan produk terang-terangan sering kali bisa mengakibatkan anda di-unfriend/unfollow.
Hal ini karena teknik hard selling bisa membuat beranda teman/follower anda di media sosial kebanjiran iklan jualan anda. Orang-orang banyak yang tidak suka dengan hal ini karena fungsi media sosial untuk bersosialisasi malah jadi katalog jualan.
Agar tidak terjadi hal demikian, maka anda harus menerapkan teknik covert selling ini agar teman-teman anda tidak merasa dijual.
STRATEGI PENGGUNAAN COVERT SELLING UNTUK BERJUALAN
Sebelum saya berikan contoh convert selling, ada beberapa prinsip dasar convert selling untuk dapat menghasilkan penjualan yang baik.
1. MENYEBUTKAN MASALAH YANG DIHADAPI
Sudah menjadi rahasia umum kalau orang-orang suka untuk melihat testimoni atau review sebelum membeli.
Namun testimoni yang biasa-biasa saja akan kalah efeknya dengan testimoni yang dibungkus dengan cerita. Cerita yang anda buat ini adalah cerita yang membuat pembacanya merasa dekat dan relevan dengan yang diceritakan.
Prospek perlu dibuat merasa terhubung dengan orang yang anda jadikan bukti testimoni anda dengan cerita yang anda sampaikan.
Misalnya dengan membagikan pengalaman kesulitan yang sama. Misalnya anda menjual produk penghilang jerawat, maka anda harus menceritakan pengalaman orang yang tadinya jerawatan dan akhirnya sembuh dengan produk anda.
Semakin spesifik, relevan dan sama kesulitan yang dihadapi antara prospek dan objek testimoni maka akan semakin bagus. Selain itu cerita perjalanan transformasi dari titik A ke hasil di titik B yang detil adalah salah satu cara covert selling yang bagus.
Cerita testimoni semacam ini akan meningkatkan social proof produk anda di mata prospek atau calon konsumen.
2. BERIKAN METRIK UNTUK MENINGKATKAN KREDIBILITAS.
Memberikan statistik juga merupakan cara covert selling lainnya yang bisa anda gunakan untuk menjual produk atau jasa anda.
Hal ini karena data dan fakta yang anda sampaikan memberikan otoritas dan citra analisa yang kuat bahwa apa yang anda tawarkan memang terbukti.
Misalnya anda memberikan informasi bahwa salah satu klien anda berhasil menaikkan penjualan hingga 300% dalam 1 bulan karena jasa marketing media sosial yang anda punya. Angka “300%” tentu sangat seksi jika dilihat oleh para pemilik bisnis yang penjualannya stagnan.
Metrik yang jelas seperti itu memberikan citra hasil kerja yang terukur dan kredibel.
3. MEMADUKAN CERITA DENGAN GAMBAR
Salah satu kunci covert selling favorit adalah menceritakan cerita sukses. Menceritakan suatu cerita memang bagus, namun akan lebih baik jika diakhir cerita ada hasil. Suatu hasil yang memang diidamkan oleh calon customer anda.
Menggunakan gambar untuk menampilkan perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan produk anda adalah hal yang tepat.
Misalnya anda menceritakan suatu pengalaman salah satu orang yang tadinya miskin menjadi kaya karena mengikuti training wirausaha anda. Jika tidak ada gambar, bisa jadi cerita anda dianggap bullshit.
Hasilnya akan sangat berbeda jika anda menyandingkan gambar murid anda beberapa tahun lalu yang miskin dan tinggal di kontrakan dengan gambar ketika ia sukses di samping mobil dan rumah mewahnya.Secara tidak langsung, orang yang melihat gambar tersebut melihat ada hasil yang diidamkan agar menjadi orang sukses setelah menggunakan produk/layanan anda.
Setelah mereka melihat gambar perbandingan tadi, mereka akan lebih mudah ditanamkan informasi lebih lanjut tentang produk yang anda jual.
4. SAMPAIKAN STUDI KASUS
Teknik Covert Selling juga sangat bekerja dengan baik jika anda menyampaikan studi kasus yang kemungkinan besar menarik bagi pendengar atau pembacanya.
Menceritakan sebuah pengalaman yang pernah anda atau customer anda alami di hadapan prospek merupakan cara bagus untuk menarik perhatian. Akan lebih baik jika yang menyampaikan hal ini bukan dari mulut anda tapi orang yang bersangkutan langsung. Misalnya anda meminta mereka memberikan testimoni yang direkam dalam bentuk video atau audio.
Cara ini terbukti meningkatkan kredibilitas anda dan produk yang anda jual di hadapan prospek.
5. COPYWRITING YANG TEPAT
Keempat strategi diatas juga harus dipadukan dengan teknik copywriting yang tepat. Penulisan atau ucapan yang disampaikan harus relevan dengan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh prospek anda.
Covert selling bekerja sangat baik jika anda mampu menyampaikan dengan bahasa mudah dimengerti dan menyenangkan seperti menyampaikan cerita/storytelling.
Menggunakan penyampaian dengan story telling memang hal yang sangat dianjurkan karena menghasilkan engagement yang tinggi dan mudah dipahami.
Perlu dipahami bahwa covert selling tidak ada perintah call to action (CTA) seperti direct selling seperti “BELI SEKARANG!”, “KLAIM PROMO SAAT INI JUGA!”dsb. Teknik ini fokus untuk membuat orang tertarik tanpa merasa ditawarkan produk dan mengeksploitasi sifat kepo orang lain.
CONTOH PENGGUNAAN COVERT SELLING UNTUK BERJUALAN
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya pada dasarnya media sosial itu memang tempat untuk bersosialisasi. Orang-orang yang membuka media sosial seperti Facebook, Instagram atau Twitter ingin berinteraksi dengan orang lain bukan untuk melihat produk-produk jualan.
Saat ini Facebook atau Instagram sudah kebanjiran pebisnis online yang menjajakan produknya dan hampir 90% menggunakan teknik direct selling. Cara ini biasanya digunakan oleh orang awam/newbie yang baru berjualan online.
Terlalu sering menggunakan teknik direct selling hanya akan membuat teman-teman atau follower anda muak karena fungsi media sosial mereka malah jadi katalog jualan. Misalnya cara jualan seperti ini :
“Bunda, ada hijab model terbaru nih. Bahannya bagus, danlembut banget dipakainya. Ada banyak varian warna yang bisa dipilih. Bagi yang berminat yukchat Pin BB: DG32721 atau Whatsapp ke 08135468752 ya!”
atau
“Dijual berbagai buku-buku pendidikan anak. Membantu perkembangan otak anak dan mengajarkan anak untuk berakhlak mulia. Cocok untuk usia 7-10 tahun. Buat yang mau beli langsung hubungi kami via DM atau komen dibawah ya.”
2 Contoh diatas merupakan contoh direct selling dimana pemilik produk secara terang-terangan menjajakan produknya. Namun kebanyakan melihat tulisan seperti ini bukannya bikin orang pengen beli malah jadi muak.
Kalau saya pribadi langsung scroll ke bawah dan kalau udah terlalu sering teman saya itu langsung saya “mute” (Gak saya unfriend atau unfollow sih, takut orangnya kalau tahu malah baper xD).
Nah berbeda dengan Direct Selling, Teknik covert selling merupakan cara penjualan yang memaksimalkan peluang dari rasa penasaran orang lain. Orang-orang yang membaca atau mendengarnya terpancing untuk penasaran karena mereka tertarik.
Tulisan copy yang menggunakan covert selling bisa pendek bisa juga panjang.
Contoh copywriting yang menggunakan teknik jualan dengan covert selling adalah sebagai berikut.
“Baru bangun pagi-pagi, cek HP ada notifikasi di website untuk ngirim kaos ke Bali sebanyak 500 biji. Dikiranya saya lagi mimpi. Ternyata setelah mandi dan nyawa kekumpul ternyata pesanannya beneran. Iseng-iseng tanya ke customer buat apa kaos sebanyak ini. Ternyata buat acara gathering kantor. Alhamdulillah banget. Padahal fitur untuk bulk order kaos di website baru dilaunching kemarin malem. Rejeki emang gak kemana.”
atau
“2 bulan yang lalu saya lagi dinas ke Bandung untuk memberikan training cara beriklan dengan Facebook Ads. Di akhir training ada sesi tanya jawab dan ada satu peserta yang bilang ke saya kalau dia saat ini udah punya website untuk berjualan online tapi gak ada penjualan sama sekali.
Telisik telisik, saya minta dia untuk menunjukkan website yang dia buat ke saya. Dan tenyata JENG JENG JENG . . . websitenya dibuat di blogspot. Layout dan warnanya berantakan banget. Waduh, saya aja yang lihat langsung males dan gak percaya kalau orang ini jualan.
Saya tanya emang berapa dia bayar untuk bikin ini? “7 Juta” katanya. Haaaaaaahhh?! Waduh ini mah asli kena zonk.
Bukan Gema namanya kalau otak bisnisnya gak jalan. Hahaha. Kebetulan emang saya punya layanan untuk jasa pembuatan website dan toko online, ya udah saya tawarin aja layanan saya ini ke bapaknya sekalian saya kasih unjuk portfolio dan klien-klien saya sebelumnya. Saya kasih kartu nama saya dan alamat website saya di www.igem.blog. Udah gitu saya kasih akses gratis e-course bisnis online saya pula termasuk cara jualan di sosmed, SEO, funnel marketing dan sebagainya.
Ternyata bapaknya seneng banget dan langsung deal di tempat.
Skip skip skip. Kemarin tiba-tiba ada Whatsapp masuk dan ternyata dari klien itu. Ia ngucapin terima kasih karena berhasil mendapatkan penjualan dari toko online-nya. Gak cuma 1 ternyata puluhan dalam 1 hari. Selain websitenya udah penampilannya oke, dia juga praktekkin semua ilmu e-course yang saya ajarin disana.
Saya turut senang dan bahagia karena akhirnya berbuah manis. Saya juga dapat banyak panggilan dari teman-teman nya karena si bapak merekomendasikan saya :).”
Gimana? Beda banget dengan teknik direct selling. Covert selling memang sangat halus dan bikin penasaran yang membacanya. Tentu anda merasa lebih menarik tulisan dengan teknik covert selling diatas kan?
Nah sekarang anda tahu perbedaannya dan siap untuk mempraktekkannya saat anda berjualan. Selamat mencoba 🙂
Sumber : convert selling