Cara Mudah Menghitung Persentase Gaji Karyawan dan Contohnya
Persentase gaji karyawan, terutama kenaikan tidak bisa ditetapkan begitu saja. Sudah ada aturannya dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari perusahaan maupun karyawan.
Sebelum menentukan besarnya upah yang diberikan, penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek. Jangan memberikan nilai yang terlalu sedikit, padahal pekerjaannya berat. Hal ini akan membuat pegawai menjadi tidak puas.
Selain itu juga menyebabkan pekerjaan yang dilakukan tidak maksimal, bahkan rentan bagi mereka memilih untuk mengundurkan diri. Cara mudah menghitung persentase kenaikan gaji akan dijelaskan pada uraian berikut beserta aturan dan faktor yang mempengaruhinya.
Inilah Peraturan Mengenai Penghitungan Persentase Kenaikan Gaji Karyawan
Menghitung persentase gaji karyawan disesuaikan dengan kebijakan setiap perusahaan, terutama terkait kenaikan. Biasanya, persentase yang diberikan pada setiap karyawan akan berbeda satu sama lain.
Secara umum tergantung dari kinerja atau jabatan. Sebagai contoh, perusahaan memberikan kenaikan gaji sejumlah 3% pada setiap tahunnya. Bisa saja persentase kenaikan tersebut hanya berlaku pada pegawai umum.
Sedangkan karyawan yang memiliki jabatan lebih tinggi, mungkin saja kenaikannya lebih besar. Sudah dijelaskan pada UU nomor 13 yang dikeluarkan pada tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan, bahwa persentase kenaikan gaji karyawan tidak memiliki ketentuan khusus.
Perusahaan perlu melakukan penyusunan struktur penggajian sesuai kondisi dan kemampuan. Tujuannya, agar dalam menghitung persentase gaji karyawan tidak memiliki jenjang berlebihan antara upah paling rendah dengan paling tinggi.
Bukan hanya penyusunan struktur penggajian pokok saja, tapi juga kenaikan. Pada situasi tertentu, kenaikan gaji bisa menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas kinerja pegawai. Tapi, tetap disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Beragam Faktor yang Berpengaruh Terhadap Persentase Kenaikan Gaji Karyawan
Kenaikan upah pegawai tidak langsung ditetapkan begitu saja, biasanya melalui proses cukup panjang. Ada berbagai faktor mempengaruhi persentase kenaikan upah karyawan, beberapa di antaranya:
Upah Rata-rata Industri
Perusahaan biasanya akan memberikan upah kepada karyawannya sesuai rata-rata yang diterapkan. Dalam hal ini, perbandingannya adalah jenis pekerjaan sama. Menghitung persentase gaji karyawan berdasarkan rata-rata diperlukan update informasi.
Sebagai contoh, upah buruh di wilayah Surabaya rata-rata setiap bulannya sebesar Rp. 4.500.000. Besaran inilah yang nantinya dijadikan standar untuk memberikan gaji kepada pegawai. Begitu juga dengan kenaikan yang tiba-tiba diberlakukan.
PP atau Peraturan Pemerintah
Faktor berikutnya dipengaruhi oleh PP atau Peraturan Pemerintah. Pasalnya, pemerintah setiap tahun memberikan informasi mengenai kenaikan upah minimum bagi para karyawan.
Upah minimum inilah yang dijadikan bahan pertimbangan perusahaan dalam menghitung gaji untuk karyawannya. Upah minimum ini ditetapkan oleh pemerintah, khusus bagi pegawai posisi paling bawah yang mempunyai masa kerja kurang dari satu tahun.
Adanya Jenjang Karir
Dalam menghitung persentase gaji karyawan, salah satunya dipengaruhi oleh faktor jenjang karir. Sebuah perusahaan akan memberikan upah lebih besar, bagi karyawan yang memiliki tanggung jawab lebih besar.
Jadi, saat ada promosi jabatan, perusahaan akan menghitung kembali persentase upah pegawai sesuai dengan tanggung jawab baru. Hal ini merupakan salah satu upaya perusahaan memberikan gaji secara adil.
Kemampuan Keuangan
Faktor berikutnya yaitu kemampuan keuangan atau finansial perusahaan terkait dalam membayarkan upah. Pasalnya, tidak semua perusahaan mempunyai keadaan keuangan selalu baik.
Menaikkan upah bukan sesuatu hal bijak saat perusahaan sedang mengalami krisis keuangan. Apalagi ketika perusahaan sedang mengalami ketidakmampuan membayarkan upah kepada karyawan secara utuh karena sebab tertentu.
Meningkatkan Kesejahteraan
Dalam menghitung persentase gaji karyawan, sebaiknya diusahakan mampu meningkatkan kesejahteraan. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan melihat KHL atau kebutuhan hidup layak karyawan selama kurun waktu satu bulan.
Angka KHL ditentukan berdasarkan survei yang dijalankan oleh DPN atau Dewan Pengupahan Nasional. Minimal lima tahun sekali, angka ini akan ditinjau berkala.
Baca juga tautan berkut ini : Pengertian BSC, Perspektif, dan Manfaatnya Untuk Perusahaan
Cara Mudah Menghitung Besar Persentase Gaji Karyawan Beserta Contohnya
Kenaikan upah yang diberikan kepada pegawai, menyesuaikan dengan kebijakan setiap perusahaan. Sebab, setiap perusahaan mempunyai sistem pemberian upah yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Rumus menghitung persentase gaji karyawan = gaji awal x persentase yang ditentukan. Untuk lebih jelasnya, kami akan memberikan contoh perhitungan rasio upah karyawan.
PT. Sukses, sebuah perusahaan distributor memberikan pengumuman bahwa akan diberlakukan kenaikan upah kepada seluruh pegawai dengan persentase sebesar 5%. Kenaikan ini akan mulai diterapkan pada bulan Maret 2022.
Ada tiga pegawai, yaitu Anton, Riska dan Farah yang mempunyai nominal upah tidak sama. Gaji Anton Rp. 5.000.000, Riska Rp. 4.500.000, Farah Rp. 6.000.000. Penghitungannya, kamu tinggal mengkalikan setiap nilai dengan persentase kenaikan, yaitu 5%.
Jadi, persentase kenaikan upah untuk Anton Rp. 5.000.000 x 5% = Rp. 250.000, Riska Rp. 4.500.000 x 5% = Rp. 225.000 dan Farah Rp. 6.000.000 x 5% = Rp. 300.000. Setelah selesai menghitung persentase gaji karyawan, langkah berikutnya menambahkan dengan upah lama.
Hasilnya, upah baru yang didapatkan Anton Rp. 5.000.000 + Rp. 250.000 = Rp. 5.250.000, Riska Rp. 4.500.000 + Rp. 225.000 = Rp. 4.725.000 dan Farah Rp. 6.000.000 + Rp. 300.000 = Rp. 6.300.000.
Penghitungan tersebut merupakan cara manualnya. Dalam fakta lapangan, menghitung manual data yang banyak tentu menghabiskan banyak waktu. Kamu bisa memakai Microsoft Excel untuk menghitungnya.
Tinggal memasukkan data dan rumus pada kolom, lalu hasil penghitungan akan otomatis muncul. Bukan hanya Microsoft Excel, kamu juga bisa menggunakan software penggajian. Metode ini lebih memudahkan dalam proses penghitungan sekaligus pendistribusian kepada pegawai.
Namun, pastikan software yang kamu pilih mampu memenuhi kebutuhan. Mengingat sekarang ini banyak produk software penggajian muncul dengan kelebihannya tersendiri. Pastikan dalam menghitung persentase gaji karyawan secara akurat agar tidak dua kali kerja.